MASHARIF, AMIL, PERHITUNGAN & PEMBAGIAN, HIKMAH & FILOSOFI ZAKAT
oleh:
Rudi Hartanto
I.
Pendahuluan.
Zakat tidak terlepas
dari mustahiq, amil, dan penghitungan zakat. Dengan penghitungan zakat akan diketahui berapa
zakat yang harus dikeluarkan oleh muzakki
bahkan waktunya pun telah ditentukan sebagaimana firman Alloh SWT:
Artinya: “.... dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya...” (Al-An’am: 141)
II. Rumusan Masalah.
a)
Masharif Zakat.
b)
Amil Zakat.
c)
Penghitungan dan
Pembagian Zakat.
d)
Zakat di
Indonesia.
e)
Hikmah dan
Filosofi Zakat.
III. Pembahasan.
A. Masharif
Zakat.
Masharif
zakat atau disebut juga mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
Harta yang dikeluarkan melalui zakat, secara umum diperuntukkan bagi mereka
yang tertera dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksan”(At-Taubah; 60)
Dari
ayat diatas dapat kita ketahui bahwa yang berhak menerima zakat ialah:
1.
Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan
tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2.
orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan.
3.
Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan
zakat.
4.
Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam
yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.
6.
Orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan
maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia
mampu membayarnya.
7.
Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu
mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah
sakit dan lain-lain.
8.
Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan
dalam perjalanannya.
Semua
mustahiq di atas mencakup semua
orang yang didesak kebutuhan, karena tidak ada orang yang memiliki kebutuhan
tertentu, kecuali dia adalah salah satu dari delapan mustahiq di atas.
Dan Alloh tidak rela akan keputusan orang yang menambah atau mengurangi para mustahiq
di atas sebagaimana sabda Rosul S’AW:
قال
رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "إنَّ اللّه تعالى لم يرض بحكم نبيٍّ ولا
غيره في الصدقات حتى حكم فيها هو، فجزَّأها ثمانية أجزاء، فإِن كنت من تلك الأجزاء
أعطيتك حقك".
“sesungguhnya
Alloh tidak ridho terhadap keputusan nabi atau orang lain dalam masalah zakat, tapi
hanya ridho terhadap keputusan-Nya Sendiri. Maka, Dia membagi-baginya kepada
delapan golongan, maka apabila kamu salah satu diantara itu, maka aku akan
memberikan hakmu”(HR.
Abu Dawud)
B. Amil
Zakat.
Amil
Zakat adalah orang-orang yang terlibat atau ikut aktif dalam organisasi
pelaksanaan zakat, dimulai dari mengumpulkan atau mengambil zakat dari muzakki sampai membagikannya kepada orang yang
berhak menerima zakat tersebut (mustahiq) yang telah dipilih oleh imam.
Sebagaimana Rosululloh S’AW mengutus banyak sahabat yang terkenal sebagai
penagih zakat, yakni ‘Umar ra, ‘Imron bin Husein, Ibnu Kutaibah, Abu Mas’ud
Al-Badri, dan Mu’adz bin Jabal.
Bekerja
mengurus zakat adalah pekerjaan yang ditetapkan oleh syari’at. Rafi’ bin Khadij
ra mengatakan: Aku mnedengar Rosululloh S’AW bersbda:
قال:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((العَامِلُ عَلَى الصَّدَقَةِ بِالحَق ِّكَالْغَازِي
فِي سَبِيْلِ الله، حَتَّى يَرْجِعُ إِلَى بَيْتِهِ.
“amil zakat yang jujur
sama dengan orang yang berperang dijalan Alloh sampai dia pulang ke rumahnya”
(HR. Ahmad).
Termasuk
tugas para amil adalah penanggungjawab, perencana, konsultan, pengumpul,
pembagi, penulis dan yang lain seperti tenaga kasar yang terlibat dalam
pelaksanaan zakat tersebut.
Secara
garis besarnya kegiatan amil zakat tersebut meliputi:
1) Mencatat
nama-nama muzakki.
2) Menghitung
besarnya harta zakat yang akan dipungut atau diambil dari muzakki.
3) Mengumpulkan
atau mengambil harta zakat dari muzakki.
4) Mendoakan
orang yang membayar zakat.
5) Menyimpan,
menjaga, dan memelihara harta zakat sebelum dibagikan kepada mustahiq.
6) Mencatat
nama-nama mustahiq zakat.
7) Menentukan
prioritas mustahiq zakat.
8) Menentukan
besarnya bagian yang akan diberikan kepada para mustahiq zakat.
9) Mendistribusikan
harta zakat kepada mustahiq zakat.
10) Mencatat
atau mengadministrasikan semua kegiatan pengelolaan zakat, serta
mempertanggungjawabkannya.
11) Mendayagunakan
harta zakat.
12) Mengembangkan
harta zakat.
C. Penghitungan
dan Pembagian Zakat.
Zakat menurut
perhitungan MUI pusat beserta waktu pembagiannya adalah sebagai berikut:
Jenis harta
|
Nishab
|
Haul
|
Kadar
|
keterangan
|
1.
Tumbuh-tumbuhan:
a)
Padi
b)
Biji-bijian
c)
Ubi-ubian
d)
Buah-buahan
e)
Tanaman hias
f)
Rumput-rumputan
g)
Daun-daunan
h)
Kacang-kacangan
i)
Sayur-sayuran
|
1350 kg gabah atau 750 kg beras
Sedangkan untuk selain padi
sama 750 kg.
|
Tiap panen
|
5% atau 10%
|
Jike sistem pengelolaannya
sulit 5% tapi jika mudah 10%
|
2.
Emas, uang, perak:*)
a)
Emas murni
b)
Perhiasan, perabot, dan peralatan dari emas
|
94 gram
|
1 tahun
|
2,5%
|
|
c)
Perak
d)
Perhiasan, peralatan dan perabotan dari perak
|
672 gram
|
1 tahun
|
2,5%
|
|
e) Logam mulia setara emas
f) Batu permata
g) Uang tunai, deposito, tabungan
|
94
gr emas
|
1
tahun
|
2,5%
|
|
3.
Perusahaan/ perdagangan/
pendapatan:
a)
Industri
b)
Industri pariwisata
c)
Perdagangan
d)
Real estate
e)
Pendapatan
f)
Peternakan
|
Senilai 94 gr emas murni
|
1 tahun
|
2,5%
|
|
4.
Binatang ternak:
a)
Kambing, biri-biri, domba
|
40-120
121-200
201-300
Ekor
|
1 tahun
|
1
2
3
ekor
|
Setiap tambah 100 zakatnya 1
ekor dst.
|
b)
Sapi
|
30 ekor
40 ekor
60 ekor
70 ekor
|
1 tahun
|
1 ekor umur 1 th
1 ekor umur 2 th
2 ekor umur 1 th
1 ekor umur 1 th dan 1 ekor
umur 2 th
|
Setiap tambah 30 ekor zakatnya
1 ekor umur 1 tahun, sedangkan kalau 40 ekor zakatnya 1 ekor umur 2 tahun.
|
c)
Kerbau (zakatnya sama seperti sapi)
|
|
|
|
|
5.
Zakat fitri:
Beras,
sagu, jagung, singkong (sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu)
|
Mempunyai kelebihan bahan makanan
di hari raya
|
Bulan ramadhan
|
2,5 kg/ 3,1 liter
|
Penyerahan pada mustahiq
pada akhir bulan ramadhan minimal setelah maghrib dan maksimal sebelum khotib
naik mimbar pada tgl 1 syawal, bisa berupa uang seharga makanan. tersebut
|
*) berdasarkan hadist Nabi S’AW:
فإِذا
كانت لك مائتا درهمٍ وحال عليها الحول ففيها خمسة دراهمٍ، وليس عليك شىءٌ يعني في
الذهب حتَّى يكون لك عشرون ديناراً، فإِذا كان لك عشرون ديناراً وحال عليها الحول
ففيها نصف دينارٍ
“jika engkau memiliki
200 dirham perak, lalu sampai haul, maka zakatnya 5 dirham. Kamu tidak wajib
menzakati emas sampai memiliki 20 dinar. Jika kamu memiliki 20 dinar, lalu
sampai haul, maka zakatnya ½ dinar”(HR. Abu Dawud).
Ø Jadi
nishab untuk perak adalah 200 dirham dan zakatnya 5 dirham
dengan rincian sebagai berikut:
1 dirham = 3,36 gram
200 dirham = 200 x 3,36
gram = 672 gram (nishabnya). Jadi zakatnya 5 dirham adalah 16,8 gram.
Ø Sedangkan
nishab untuk emas adalah 20 dinar dan zakatnya ½ dinar dengan
rincian sebagai berikut:
1 dinar = 4,7 gram
20 dinar = 20 x 4,7 =
94 gram (nishabnya). Jadi zakat untu ½ dinar adalah 2,35 gram.
D. Zakat
di Indonesia.
Sebelum keluarnya UU Nomor 38 tahun 1999
(diundangkan 23 septemnber 1999) tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia
ternyata sejak masa penjajahan sampai masa kemerdekaan telah ada undang-undang
yang berhubungan dengan masalah pengaturan zakat, diantara undang-undang
tersebut adalah:
a.) Bijblaad No. 2 tahun 1893
tanggal 4 agustus 1893.
b.) Bijblaad No. 6200 tanggal 28
Februari 1905
c.) Surat
Edaran Menteri Agama RI No. A/VII/17367 tanggal 5 Desember 1951.
d.) RUU
Zakat Tahun 1967 (tidak sampai diundangkan).
e.) Peraturan
Menteri Agama RI No. 4 Tahun 1968 atas instruksi Menteri Agama RI No. 16 Tahun
1968.
f.) Instruksi
Menteri Agama RI No. 16 Th. 1989 tanggal 12 Desember 1989.
g.) Keputusan
Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri RI No. 29 Th. 1991/47 Th.
1991 tanggal 19 Maret 1991.
h.) Instruksi
Menteri Agama RI No. 5 Th. 1991 tanggal 18 Oktober 1991.
i.) Instruksi
Menteri Dalam Negeri No.7 Th. 1998.
Dengan
berlakunya Undang-Undang RI No. 38 Th. 1999, sabagai pelaksannaan UU tersebut
telah dikeluarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 581 Th. 1999 yang berlaku
mulai tanggal 13 Oktober 1999.
Adapun
tujuan pengelolaan zakat di indonesia adalah sebagai beriku:
Ø Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama.
Ø Meningkatkan fungsi dan pranata keagamaan
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
Ø Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat
sebagaimana pasal 5 UU No. 38.
E. Hikmah
dan Filosofi Zakat.
Ibadah
zakat kalau dilaksanakan dengan benar, akan melahirkan dampak positif, baik
dari muzakki maupun bagi masyarakat umumnya. Adapun rahasia yang
terkandung didalam zakat yaitu:
1) Bagi muzakki:
a) Mensucikan
para mukmin dari sifat bakhil dan membiasakan para mukmin bersifat murah
tangan. Sebagaimana Firman Alloh;
Artinya: “ Dan
orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung” (Al-Hasyr: 9)
b) Mendekatkan
para mukmin kepada Alloh dan menimbulkan perasaan bahwa kebahagiaan itu adalah
dapat mengeluarkan harta dijalan Alloh.
Artinya: “Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan
mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.”(At-Taubah :103)
c) Membawa
para mukmin mensyukuri nikmat Alloh yang telah memelihara dari meminta-minta.
2) Bagi
mustahiq:
a) Memelihara
orang fakir dan miskin dari kehinaan kefakiran.
b) Menyokong
orang-orang yang berjihad dijalan Alloh.
c) Memudahkan
ibnu sabil.
d) Menolong
orang yang berhutang untuk mencapai kemerdekaan.
3) Bagi
keduanya:
a) Menggerakkan
para mukmin baik yang kaya maupun yang fakir menyempurnakan keimanannya.
b) Mewajibkan
masing-masing untuk saling memberi berdasarkan kasih sayang.
c) Berbuat
ihsan anatara keduanya.
IV. Kesimpulan.
Dari
penjelasan di atas dapat kita ketahui siapa-siapa saja yang berhak menerima
zakat (mustahiq), apa saja tugas-tugas amil sebagai pengelola zakat,
batasan-batasan zakat dan kapan dikeluarkan zakat tersebut.
V. Penutup.
Mengakhiri makalah ini, saya menghaturkan segala puji dan
keagungan kepada Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa. Dialah yang telah
memberi anugerah pertolongan kepada kami. Tanpa pertolongan itu, tentu makalah
ini tidak akan terwujud. Dengan rendah hati saya berdo’a kepada Alloh,
mudah-mudahan Dia menjadikan jerih payah ini sebuah amal jariyah yang ikhlas,
untuk dan karena-Nya semata. Dia Maha Tinggi lagi Maha Mulia. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi semua, dan dicatat sebagai pahala. Dialah
sebaik-baik Penguasa dan sebaik-baik Pemberi pertolongan. Mudah-mudahan Alloh
melimpahkan rahmat-salam kepada panutan alam beliaulah Muchammad S’AW, serta
kepada segenap keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga hari kiamat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh Arief Cholil, dkk, 2010, Studi
Islam II, UNISSULA Press, Semarang
‘Abdulloh bin Muhammad Al-Muthlaq, 2005,
Fiqh as-Sunnah Muyassar, Sahara publisher, Jakarta.
Rasjid Sulaiman, 2009, Fiqh Islam, Sinar Baru
Algesindo, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar