I.
PENDAHULUAN
Islam
menyebar ke berbagai daerah, dari berbagai eksapansinya Islam dapat memasuki
daratan ke Afrika Utara. Di sana Islam berkembang dengan pesat khususnya pada
masa Dinasti Fatimiyah Islam dalam bidang pendidikan mengalami kemajuan.
II.
PERMASALAHAN
a.
Kedatangan Islam di Afrika
Utara.
b.
Dinasti-dinasti Islam di
Afrika Utara.
c.
Kemajuan Peradaban di
Afrika Utara.
d.
Kemunduran dan kehancuran
Islam di Afrika Utara.
III.
PEMBAHASAN
A. Kedatangan Islam di Afrika Utara
Pada masa Nabi SAW, pertama kali ada kontak Islam dengan afrika yaitu setelah
para sahabat hijrah ke Habsyi dan mereka disana dapat perlakuan baik dari
masyarakat maupun dari penguasa yaitu Raja Najasyi atau Negus. Pada masa Khalifah
Umar bin Khotob, panglima Amr bin Ash menguasai mesir(639-644 M) dan setelah
mengalahkan Bizantium. Sepuluh tahun sebelumnya Mesir berada di bawah kekuasaan
Sasania. Kota Fusfat dijadikan sebagai Ibu kota islam pertama di bumi Afrika.
Seterusnya semasa Khalifah Usman bin Affan dia mengirim Abdullah Ibnu Saad Ibnu
Abisarah, yang berhasil mengalahkan tentara Romawi dan seterusnya dengan 20.000
pasukan ia berhasil melawan tekanan-tekanan Bizantium dan terus maju sampai
kebarkah dan Tripoli jatuh ditangannya. Pasukan Abdullah maju terus kearah Caarthage,
ibu kota Romawi di Afrika Utara waktu itu. Akhirnya atas permintaan dari
pengusa Bizantium diadakan genjatan senjata. Mendengar berita perjanjian damai
tersebut Raja Konstantine sangat marah dan ia menghendaki supaya semua wilayah
kekuasaannya yang jatuh ditangan kaum muslim harus direbut kembali. Pada saat
itu poitik di madinah kurang mendukung untuk melanjutkan perang yang akhirnya
usman terbunuh dan keadaan kacau dan Ali juga terbunuh.
Pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan ia mengutus Uqbah bin Nafi’ menjadi
gubernur di Afrika dengan ibu kota Fusfat, ia memimpin pasukan menghadapi
tentara musuh yang mengacau Fezzan dan Wadah. Ia juga berhasil meluluhkan
keadaan sepenuhnya dalam catatan sejarah Uqbah lah yang pertama kali menembus
pasir sahara, menembus wilayah sudan termasuk Ghana dan membuka jalan sampai
kota Awdaghost. Namun ia dipecat dari jabatan gubernur diganti dengan Abul Muhajir.
Hal itu dikarenakan muawiyah memiliki hubungan perjanjian rahasia denga
Maslamah dan Abul Muhajir, akan tetapi setelah periode pemerintahan Yazid I,
Uqbah bin Nafi’ berhasil merebut hatinya Abul Muhajir menjadi bawahannya. Pada
tahun 681 M, Uqbah membumi hanguskan kota dan masjid Koiroan yang dibangun Abul
Muhajir yang sebenarnya kota dan masjid tersebut didirikan oleh Uqbah. Pada
periode ini Uqbah berhasil memperluas wilayah sampai ke Maroko, berarti seluruh
Ifrikiyah dan daerah Al-Magrib Al-Asho jatuh ditangannya. Maka Uqbah dijuluki Alexander
muslim. Akan tetapi setelah peristiwa Tahuya, Kusaila menguasai Oiroan,
sebagian tentara arab lari ke Mesir. Orang-orang Bar-Bar berontak dibawah
pimpinan Kussaila dan berhasil, menghalau kaum muslim dari seluruh al magrib
dan ifrikiyah setelah Abdul Malik bin Marwan memegang tampuk kekuasaan kekholifahan
Umayah, memutus Zuhair bin Kois Albalawi, wakil setia Uqbah bin Nafi’. Ia
berhasil mengalahkan Kusaila dan kembali ke Barkah untuk mempertahankan dari
serangan Bizantium yang pada akhirnya Zuhair gugur, sedangkan Kholifah Abdul Malik
sedang sibuk menghadapi lawan politiknya antara lain, Abdullah Ibnu Zubair dan
golongan Khowarij di Arab, Irak, Persia. Maka kesempatan itu dimanfaatkan
pasukan Raja Konstantine dan tentara Islam Bar-Bar banyak yang gugur dan
sisanya terusir ke Mesir.
Kholifah Abdul Malik kemudian mengirim Hasan Ibnu Nukman sebagai
pengganti Zuhair, sementara itu di Timur orang Arab disibukkan perang saudara
yang menyebabkan kurang perhatian pusat ke Afrika, disamping itu orang Bar-Bar
yang telah menguasai Ifrikiah muncul Kusaila II, Khahina (pendeta wanita yakni
ahli nujum)[1].
B.
DINASTI-DINASTI
ISLAM DI AFRIKA UTARA.
Berikut ini beberapa dinasti yang pernah ada di Afrika Utara. Akan tetapi
dalam kajian ini, tidak di uraikan secara mendala kecuali dinasti patimiah,
karena dinasti tersebut memiliki hasil peradaban yang cukup luar biasa. Beberapa
dinasti tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Dinasti Idrisiah di Maroko.
Cucunya Hasan bin Ali, yaitu Idris Ibnu Abdullah melakukan
pemberontakan terhadap Abbasiyah pada 786 M namun karena kalah ia melarikan
diri ke Maroko disana ia mendirikan Dinasti Idrisiyah (788-974M) dengan ibu
kota Fez. Inilah merupakan Dinasti Syiah pertama dalam sejarah islam. Karena
dinasti ini terletak antara kekuatan islam besar yaitu Ummayah di Andalusia dan
Fatimiah di afrika utara. Akhirnya panglima dari Hakam dua di Andalusia, yaitu
Gholib Billah malakukan aneksasi wilayah Idrisiah setelah itu maka berakhirlah
wilayah Dinasti Idrisiah, dalam buku lain menceritakan di Negeri Maroko
(setelah jatuhnya pemerintahan Almuwahidin) telah berdiri sejumlah peerintahan.
Adapun pemerintahan yang terpenting diantaranya adalah pemerintahan orang-orang
Al Hafsiyah di Tunis, Bani Abdul Wa’ad di Al Jazair, pemerintahan Bani Marin
kemudian Bani Watas di Maroko. Seiring perkembangan jaman,
pemerintahan-pemerintahan ini melemah disebabkan oleh pertentangan dan
perpecahan serta jauhnya mereka dari akidahnya. Sehingga orang-orang salib
dapat membagi-bagi Negeri mereka dan mengambil kekayaannya.
Pemerintahan Bani Marin mengusai maroko setelah
orang-orang al muwahidin pada tahun 668 H. kemudian negri itu tunduk pada Bani
Watas, sampai akhirnya dikuasaui oleh Al Asraf (keturunan Hasan bin Ali) Sa’diyun.[2]
2.
Dinasti Aghlabiah.
Khalifah Harun Al Rasyid
mengutus Ibrahim Ibnu Al Aghlabi sebagai penguasa Ifrikiah, mereka berkuasa
secara independen dengan penguasa yang bergelar Amir dan mempengaruhi kawasan
laut tengah. Dengan armada laut yang kuat mereka jadi Polisi di Itali, Prancis,
Korsika, dan Sadinia kemudian mereka menguasai Sisilia dan Malta sampai Pulau
Cereat, bahkan sampai dilaut Eghian. Dinasti Aghlabiah 800-909 M berpusat di
Sijil Masa, berdiri ketika khalifah Harun Al Rasyid mengangkat Ibrahim Ibnu Al
Aghlab sebagai penguasa Ifrikiah (Tunisia) pada 800 M untuk membendung
kekuatan-kekuata luar dengan Abasiah terutama membendung dari serangan dinasti
Rustamiyah (Khawarij) dan Idrisiah. Upaya
terkhir untuk memperkuat Negara berlangsung pada masa pemerintahan Khair Al Din
ia mendukung pendirian perguruan Sadiki untuk melatih pegawai-pegawai pemerintah
dan mengangkat sejumlah Superfisor untuk perguruan Masjid Zaituna. Di bawah
kepemimpinannya pemerintah membentuk kantor-kantor baru untuk mengelola harta
wakaf dan mereorganisir pengadilan muslim, khususnya untuk menghadapi tuntutan
persamaan Bangsa Eropa. Terakhir, program reformasi meliputi pembentukan sebuah
penerbitan percetakan pemerintah yang menerbitkan buku-buku teks untuk
kepentingan pelajar Sadiky dan untuk mereproduksi naskah-naskah Klasik Hukum Islam.[3] Kedua dinasti
ini sama-sama berusaha exspansi ke Al Maghrib untuk melemahkan kekusaan Abbasiyah
di Afrika dan sekitarnya. Periode ini membawa Afrika Utara dan kawasan Pesisir
Laut Tengah dalam banyak kemajuan. Dinasti ini dilenyapkan oleh Dinasti Fatimiah
ketika menguasai ibukota Sijil Masa, dengan mengalahkan penguasa terakhir
Yadatullah Al Aghlabi pada 909 M.
3.
Dinasti Ibnu Toulun
Di syiria dan mesir
berdiri dinasti toulonia (828 M), pendiri dinasti ini adalah Ahmad Ibnu Toulun
yang semula ditugaskan oleh penguasa Abbasiah sebagai penguasa Mesir. Pada periode
ini, kegiatan intlektual, arsitektur berkembang dan maju. Banyak rumah sakit,
masjid, dan menara didirikan. Misalnya, Masjid Ibnu Toulun di Mesir yang sangat
populer gaya arsitekturnya dalam sejarah. Putra Ibnu Toulun yakni Saiban
904-905 M mengembalikan Mesir dalam kekuasaan Abbasiah.
4.
Dinasti Ikhshid 935-969 M.
Muhammad Ibnu Tuhus
mendirikan Dinasti Turki yang ia mendapatkan restu dan nama dinasti ini dari
Khalifah Al Razy, menggunakan nama Ikshid (gelar kehormatan yang biasa
digunakan raja-raja Sasania sebelum islam), tidak lama kemudian ia menguasai
Syam, Palestina, dan kedua kota suci islam, Mekkah dan Madinah serta masjidnya.
Abdul Misek Kapur berkuasa dengan sukses. Penguasa terakhir dari dinasti ini,
Abul Fawaris Ahmad. Ia dikalahkan oleh Jauhar, panglima perang dari Dinasti Fatimiah.
5.
Kekholifahan dinasti
Fatimiah.
a.
Awal Berdirinya
Ketika
dinasti abasiah dibagdad mulai melemah lahirlah kekhalifahan fatimiah, salah
satu dinasti islam beraliran Syi’ah Ismailiah, pada tahun 909 M di Afrika Utara
setelah mengalahkan dinasti Aghlabiah di Sijil Masa. Kekuasaan Syi’ah tersebut
berakhir pada 1171 M. Orang-orang Syi’ah beranggapan bahwa yang berhak memangku
Jabatan Imamah adalah keturunan dari Fatimah binti Rasulullah, kekhalifahan ini
lahir diantara dua kekuatan politik Abbasiah di Baghdad dan Umayah dua di Kordova.
Abu Abdullah Alhusain Al-Syi’i, salah seorang propagandis utama dari pemimpin
Syi’ah Isma’iliah, berasal dari Yaman sebagai utusan utama dari Imam Mahdi. Al-Syi’i
berhasil mempengaruhi masyarakat Bar-Bar tersebut untuk mengikuti misinya. Pada
saat itu, Ziadatullah Al-Aghlabi 903-909 M (Dinasti Aghlabiah) sedang berkuasa
di Afrika Utara yang berpusat di Sijil Masa. Pasukan Al-Syi’i berhasil
mengalahkan pasukan Aghlabi sebanyak dua kali. Al-Syi’i kemudian mengundang Said
agar datang untuk memangku jabatan sebagai pemimpin. Mendengar kemajuan Al-Syi’i,
Said meninggalkan Salamiah, pusat kegiatan Syi’ah secara rahasia, menuju ke
Afrika Utara dengan menyamar sebagai pedagang, meskipun menyamar Said tetap
tertangkap di Sijil Masa. Said mengumumkan dirinya sebagai pendiri Dinasti
Fatimiah di Rokodah sebagai ibu kota. Mulailah sejak saat itu berdirilah
kekhalifahan Fatimiah dengan Khalifah Pertama adalah Said dengan gelar
Ubaidillah Al-Mahdi. Menurut Saunders tidak seorangpun yang dapat melacak asal
usulnya secara jelas karena sifat rahasia dalam gerakan Syi’ah menjadi
penghalang bagi pencarian bukti-bukti sejarah. Said terkenal dengan Imam
Ubaidillah Al Mahdi denga pusat kekuasaannya di Rokodah .
Setelah Mesir
diketahui sebagai daerah yang makmur dan punduduknya dapat menerima berbagai
Aliran Mazhab, maka Muis menyerang Mesir dengan alasan untuk melindungi kaum Syi’ah yang ada di sana. Pada masa Muis inilah
puncak kejayaan Fatimiah terukir, ia berhasi menyamai keberhasilan Abdurrahman
di Andalusia.
1.
Kemajuan.
Orang fatimiah
beranggapan bahwa Afrika Utara sebagai tanah air mereka yang kedua oleh karena
itu mereka sangat keras dan berhati-hati dalam melaksanakan politik daerah
kekuasaannya yang luas mulai dari Al Maghrib sampai Mesir. Sesudah itu merembes
ke Syam, Palestina, dan Hijas serta Yaman. Pusat pemerintahan berada di Mesir
(Kairo). Wilayah kekuasaan terbagi menjadi empat wilayah, yaitu wilayah Qus,
yaitu wilayah terbesar yang meliputi wilayah Mesir. Wilayah Timur meliputi
daerah Bilbis, Koliup dan Asmum. Wilayah barat yang meliputi Manup dan Abyar.
Wilayah
Iskandariah, yaitu meliputi Pesisir Laut Tengah. Disamping itu juga terdapat
tata administrasi yang memiliki tugas mengurusi kelancaran tata pemerintahan
yaitu urusan militer, departemen kemakmuran, urusan perhubungan, dan urusan
kepolisian. Disamping itu, mereka sudah mengenal adanya ketatanegaraan. Pemungutan
pajak dilaksaanakan dengan administrasi
yang teratur, maksud untuk mendapatkan biaya dalam menyuplai pembiayaan dan perlengkapan
militer. Itulah sebabnya mereka dapat membentengi kekuasaannya dengan kuat.
Peran atas sosial
diambil dari khalifah-khalifah sebelumnya dan juga dilandaskan pada
aturan-aturan keagamaan. Peranata-peranata menjadi hak keturunan yang berlaku itu secara umum banyak diambil
dari kekhalifahan Abbasiah, sebagaimana Abbasiah juga mengambil dari dinasti Umayah.
Menurut mereka kholifah itu hak dari Ali yang mendapat wasiat dari Rasul untuk menggantikanya dan untuk seterusnya hak
kholifah tersebut menjadi hak keturunan
Fatimah.
Pada saat itu di
Sudan ,negara negara di Sub Sahara yang berkulit hitam, kini negara negara
tersebut mayoritas penduduknya beragama islam ,ditemukan tambang emas,dari sana
emas mengalir ke Cordofa dan Kairo,hasil penambangan emas di Sudan tersebut
banyak dijadikan dana untuk pembangunan masjid dan dijadikan pula untuk tujuan
tujuan urbanisasi seperti pembuatan istana ,masjid,dan pasar-pasar besar.
Pada masa Al Aziz
(976-996 M) Masjid Al Azhar mengalami perubahan mendasar yang menjadi
Universitas.Yaqub ibn Killis,wazir pada zaman Mu’iz dan Al Aziz, diberi mandat oleh Al Aziz
sebagai pelindung ilmu pengetahuan ia mendirikan sebuah Akademi Kebudayaan.
Pada waktu itu ilmuan-ilmuan yang bermadzhab Sunni tidak mau datang ke Kairo.
Pada masa Al-Aziz di perpustakaan Negara terdapat 200.000 buah naskah. Sebagai
perbandingan, menurut Maqrizi di perpustakan “pribadi ” kholifah Hakam II
961-976 M di Kordova, dijumpai 600.000 buah naskah dan di perpustakaan
Al-Mustansariyah, lanjutan dari bait Al-Hikmah di Baghdad terdapat 80.000 buah naskah. Atas perintah Al-Aziz
dilakukan penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa Arab. Kholifah Al-Hakim Bi
Amrillah 996-1021 M mendirikan akademi yang sejajar dengan lembaga-lembaga
yangdi Kordova, Baghdad, dan lain-alin. Pada 1005 M akademi ini diberi nama Dar
Al-Hikmah atau kampung kebijaksanaan. Selain ilmu-ilmu keislaman juga diajarkan
ilmu astronomi, astrologi, kedokteran, kimia, filsafat, dan sebagainya. Bidang
arsitektur juga perkembang pada masa Dinasti Fathimah. Salah satu bukti yang paling
kuat adalah berdirinya Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Jenderal jauhar pada
972 M.
2.
Kemunduran dan kehancuran.
Dinasti Fatimiah di
Mesir mulai mengalami kemunduran ketika Bani Saljuk bersama pasukannya datang
ke Baghdad dan mengusir keluarga Bani Buwaihiyah bahkan akhirnya menangkap
tokohnya yang bernama Al-Bassasiri. Dinasti ini tidak dapat memberikan
pertolongan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Fatimiah
tersebut antara lain, mesklipun doktrin Ismailiah yang dianut oleh Fatimiah
menekankan masalah keagamaan dan perkembangan ilmu pengetahuan, paham ini belum
dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat islam yang kebanyakn berpaham
sunni. Walaupun Fatimiah dapat menaklukan daerha-daerah di atas, mereka
mengalami kesulitan pengawasan secara seksama . di daerha Syiria dan Palestina
Fatimiah tidak dapat menguasai secara penuh, sehingga terjadi pemberontakan.
Semasa Al-Aziz orang Turki dan para budak direkrut menjadi tentara, hal ini
jelas menimbulkan konflik karena adanya fiksi dalam tubuh militer ketika
masing-masing mereka merasa kuat. Pertikaian ini pada akhirnya membawa
kelemahan Fatimiah.
IV.
KESIMPULAN.
Dari paparan
makalah di atas dapat kita pahami bahwasanya Islam di Afrika sudah ada pada masa Umar bin
Khottob yakni dengan mengan mengutus Amr bin Ash. Di antara Diansti-dinasti
yang terdapat dia Afrika Utara yang paling menonjol adalah Dinasti Fatimiah.
Dikarenakan, kemajuann pada Dinasti sangat pesat, misal dalam bidang pemdidikan
bukan hanya ilmu keislaman saja diajarkan melainkan ilmu astronomi, astrologi,
kedokteran, kimia, filsafat, dan sebagainya juga diajarkan.
V.
PENUTUP.
Mengakhiri
makalah ini, saya menghaturkan segala puji dan keagungan kepada Alloh Yang Maha
Tinggi lagi Maha Kuasa. Dialah yang telah memberi anugerah pertolongan kepada
kami. Tanpa pertolongan itu, tentu makalah ini tidak akan terwujud. Dengan
rendah hati saya berdo’a kepada Alloh, mudah-mudahan Dia menjadikan jerih payah
ini sebuah amal jariyah yang ikhlas, untuk dan karena-Nya semata. Dia Maha
Tinggi lagi Maha Mulia. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi semua, dan
dicatat sebagai pahala. Dialah sebaik-baik Penguasa dan sebaik-baik Pemberi
pertolongan. Mudah-mudahan Alloh melimpahkan rahmat-salam kepada panutan alam
beliaulah Muchammad S’AW, serta kepada segenap keluarga, sahabat dan para
pengikut beliau hingga hari kiamat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ira.M.Lapidus. Sejarah Sosial Umat
Islam Bagian Tiga: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Syfi’i Maarif, Ahmad. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam: Pustaka
Book Publisher. Yogyakarta. 2007
Ahmad Al Husairy. Sejarah Islam Sejak Nabi Adam Hingga Abad XX:
Akbar Media. Jakarta.
[1]
Ahmad Safii Maarif dkk. Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam: Pustaka Book Publusher.Yogyakarta. Hal: 183-188
[2]
Ahmad Al Husairy. Sejarah Islam Sejak Nabi Adam Hingga Abad XX: Akbar Media.
Jakarta. Hal425-426
[3]
Ira.M.Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam
Bagian Tiga: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 228-229.
ka pembahasannya ko sampai poin B? butuh poin D nya hehe
BalasHapus